Indonesia Bentuk Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat Jelang Natal

Jakarta. Menteri Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengumumkan pembentukan Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat untuk mengatasi mahalnya harga tiket pesawat. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi berharap hasilnya sudah terlihat sebelum musim Natal.

Tujuan Satgas ini adalah mengelola penurunan harga tiket pesawat secara berkelanjutan. Kami mengutamakan kemudahan, kenyamanan, dan nilai ekonomis bagi masyarakat, kata AHY dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Ia menekankan dampak biaya transportasi terhadap pertumbuhan daerah. "Untuk memajukan ekonomi daerah, biaya transportasi, khususnya untuk memindahkan orang dan barang, harus lebih terjangkau," katanya.

AHY juga mencatat biaya transportasi yang tinggi menghambat mobilitas dan produktivitas. "Jika biaya tetap tinggi, itu akan memengaruhi mobilitas dan produktivitas. Kami akan terus memantau ini," imbuhnya.

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi yang turut hadir mengatakan, kementeriannya menunggu informasi terbaru dari Satgas yang dikoordinasikan oleh Kementerian Perekonomian. "Kami berharap dapat melihat hasil nyata sebelum liburan Natal dan Tahun Baru," katanya.

Mendukung inisiatif tersebut, Dwi Ardianta Kurniawan dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik di Universitas Gadjah Mada mengadvokasi sistem multiprovider untuk bahan bakar penerbangan guna mencegah monopoli, sebuah usulan yang didukung oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Harga tiket pesawat yang tinggi di Indonesia dipengaruhi oleh harga bahan bakar, pajak impor suku cadang, dan pajak pertambahan nilai (PPN). Sebagai tanggapan, pemerintah mengumumkan pada bulan Juli berbagai langkah, termasuk pembebasan bea, insentif pajak, dan struktur tarif yang direvisi untuk impor penerbangan.

Mantan Menteri Utama Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menunjuk peningkatan permintaan penerbangan, yang sekarang mencapai 90 persen dari tingkat sebelum pandemi, sebagai pendorong lain kenaikan harga tiket. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memproyeksikan jumlah penumpang global mencapai 4,7 miliar pada tahun 2024, melampaui tingkat tahun 2019 lebih dari 200 juta.

Back To Top